Blog Archive

Pada Itik dan Cara Penanggulangannya

Itik merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan sumber protein pada makanan manusia. Produk yang dihasilkan dari beternak itik adalah daging dan telur. Pada saat ini, banyak makanan olahan yang berasal dari itik. Permintaan pasar terhadap daging dan telur itik sangat tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan pada tanggal 26 Februari 2007 lalu, pemerintah melalui Departemen Pertanian mengizinkan importasi 450 ton daging bebek beku asal Malaysia. Terlepas dari pro dan kontra terhadap rencana pemerintah tersebut, yang perlu kita ambil hikmahnya adalah beternak itik merupakan peluang bisnis yang sangat menguntung dan prospektif, karena belum terpenuhinya kebutuhan produk itik di pasaran oleh para peternak.

Salah satu tantangan atau kendala bagi para peternak Itik adalah mengatasi serangan penyakit pada itik. Dalam beternak, bila terjadi penyakit yang menimbulkan kematian sampai melebihi dari yang seharusnya, ini menandakan ada kesalahan dalam tata laksana atau ada keteledoran peternak, karena penyakit yang menimbulkan kematian yang tinggi itu, tidak akan muncul bila peternakan dikelola dengan baik dan memeuhi syarat. Penyakit yang biasanya menyerang pada itik, biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu : 
1) Virus; 
2) Bakteri; 
3) Kekurangan unsur gizi; dan 
4) penyakit karena parasit, cacing, protozoa dan kutu. 
Peternak yang baik adalah berupaya melakukan pencegahan dini terhadap serangan penyakit sehingga tidak menimbulkan kematian pada itik dan kerugian besar biaya produksi dapat dihindari.

Ada 3 hal yang berperan dalam pencegahan penyakit dan dalam kesuksesan seorang peternak itik,  yaitu :
1.
Bibit yang dibeli dan dipelihara. Pilihlah bibit yang sesuai untuk maksud pemeliharaan. Bila hendak memelihara itik bertelur, berarti sasarannya adalah mengu8mpulkan telur. Pilih bibit yang terkenal daya tahan dan produksi telurnya.
2.
Tata laksana. Hal ini nampaknya rutin dan remeh, tetapi paling berpengaruh terhadap datang atau tidaknya penyakit. Tata laksana, meliputi pembersihan kandang dan peralatannya secara rutin, penyemprotan disinfektan pada kandang, pembuatan kandang yang sesuai dengan kondisi itik, dan lain sebagainya.
3. Makanan dan pemberian makanan. Makanan atau pakan sangat mempengaruhi daya tahan itik terhadap penyakit dan juga produksinya, baik telur maupun daging. PT. Natural Nusantara (NASA) telah mengembangkan suatu teknologi peternakan, yaitu Viterna (Vitamin Ternak Natural) merupakan pakan pelengkap dari bahan-bahan alami yang mengandung protein, vitamin dan mineral. Peran dari Viterna adalah meningkatkan kekebalan tubuh itik dan meningkatkan produksinya, daging dan telur Dosis yang digunakan adalah 1 tutup botol Viterna dicampurkan pada 10 liter air minum atau pakan basah itik. Waktu pemberian Viterna untuk itik petelur adalah 3 hari sekali, sedangkan itik pedaging diberikan setiap hari.

Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
  1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
  2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
  1. Penyakit Duck Cholera
    Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
    Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
    Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
  2. Penyakit Salmonellosis
    Penyebab: bakteri typhimurium.
    Gejala: pernafasan sesak, mencret.
    Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
  3. Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur)
    Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan.
    Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik. 
  4.  Penyakit Botulismus Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi/sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam)
  5. Penyakit Cacing Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.


    Semoga Bermanfaat :)Sumber

Selengkapnya..

Budidaya Bebek Potong / Bebek Pedaging



Budidaya Bebek Potong / Bebekl Pedaging 
Dalam memulai bisnis budidaya bebek potong maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yang paling pertama adalah mempersiapkan mental dalam diri kita. Dan memang sudah menjadi rumusan umum bahwa ketika akan menjalankan usaha apapun itu bentuknya, faktor mental inilah yang pertama dipersiapkan, sehingga ketika sudah mempunyai keyakinan yang kuat maka apabila kemudian hari terjadi masalah atau persoalan dalam bisnis tidak kemudian patah semangat justru terjadi sebaliknya menganggap persoalan itu sebagai suatu tantangan yang dapat dan bisa dilalui.

Lalu yang harus disiapkan didalam memulai bisnis bebek potong adalah finansial, karena faktor ini yang nanti akan menunjang persiapkan fisik yaitu pembangunan kandang, pembelian bibit, pakan, dan biaya perawatan lainnya. Dan dalam hal finansial ini kita harus pintar melakukan pengelolaan dan mempunyai hitungan yang jelas, jangan sampai dengan finansial yang tidak telalu besar malah habis atau dengan kata lain menjadi rugi dan habis, sehingga justru mematikan usaha itu sendiri. Tidak sedikit yang mengalami seperti itu, sehingga dalam pengelolaan keuangan ini harus benar-benar melalui perhitungan yang matang. Jika sudah melalui hitungan yang matang masih ada kerugian tentu nilainya tidak akan besar, atau menghabiskan seluruh modal yang dimiliki.

Dan yang terakhir adalah persiapan fisik, yang pertama adalah mempersiapkan lahan yang akan dijadikan kandang. Dalam penentuan lahan ini jangan terlalu sembarang menentukan, lahan sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk dan pilih daerah yang cukup tenang artinya jauh dari kebisingan tapi juga tidak mengesampingkan akses jalan menuju kandang. Lalu sumber air sehingga tidak kesulitan dalam memberikan minum, karena berbahaya apabila telat dalam pemberian minum apalagi hingga air minum tersebut kosong. Setelah mendapat lahan yang baik maka selanjutnya tinggal membuat kandang, dan setelah itu persiapan dalam hal pakan karena dalam bisnis budidaya bebek potong faktor ini sangat menentukan apabila dipersentasikan maka 60 % kesuksesan dalam bisnis ini ada didalam hal pemberian pakan selain juga perawatan. Sehingga dalam waktu yang tidak telalu lama sekitar 2 bulan dapat menghasilkan berat atau bobot yang diharapkan dan yang diinginkan oleh pasar.

Selengkapnya..

Ternak Bebek/ Itik

Ternak Bebek/ Itik
Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.
Bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner(Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nama bebek seperti bebek Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan bebek Mojosari dan bebek Maros.
Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poultry Indonesia Online, dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina sebagai petelur.
Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
Di sepanjang jalan raya pantura, di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini tepatnya di daerah Brebes kita akan menemui toko-toko yang menjual telur asin. Ya telur bebek yang diawetkan dengan cara diasinkan memang dikenal luas dan menjadi ciri khas Kota Brebes. Rasanya yang gurih, legit, dan mengundang selera. Butiran telur yang lebih besar dari telur ayam, rasa yang khas, dan keawetannya membuat telur asin memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya di kulit telur yang biru kehijauan itu, distempel masa kedaluarsanya.
Lebih dari sejuta telur per hari dihasilkan di peternakan-peterakan itik di Brebes . Ini menunjukkan prospek ternak bebek yang menjanjikan. Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.
Sentra peternakan itik di Brebes sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya itik digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari.
Saat ini peternakan itik di Brebes telah berkembang pesat. Ada 10 kelompok tani ternak itik yang menaungi 1.778 peternak itik dengan populasi itik hampir mencapai angka 900.000 ekor. Dengan keuntungan yang memadai dan harga yang relatif stabil, peternakan itik di Brebes terus mengalami peningkatan. Bahkan dari sekadar sambilan, kini peternakan bebek telah menjadi pilihan utama bagi sebagian petani menggeser budi daya bawang merah yang juga menjadi ciri khas Brebes.
Kalkulasinya, peternak bisa mendapat keuntungan dengan memelihara 400 ekor itik. Peternak harus mengeluarkan modal untuk membeli anak itik atau meri senilai Rp 750 sampai dengan Rp 1.000 per ekor. Pada umur enam bulan, itik akan mulai bertelur. Telur yang dihasilkan antara 240-320 butir per-harinya. Harga telur berkisar antara Rp 700 sampai dengan Rp 750 per butirnya. Dengan pendapatan hasil penjualan telur per-harinya minimal Rp 168.000, para peternak bisa menyisihkan keuntungan sekitar Rp 75.000 sampai Rp. 100.000.
Di samping dari daerah asal, itik lokal dikenal berdasarkan daerah pengembangan dan sifat morfologisnya. Ada itik Tegal, itik Alabio, itik Mojosari, dan Itik Maros. Itik adalah unggas yang memiliki ketahanan tubuh yang baik, termasuk tahan terhadap virus flu burung dibandingkan dengan unggas lain. Itik alabio cenderung lebih produktif.
Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Itik yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per-tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Biasanya kandang itik dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng ayag alang-alang. Kandang itik disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang itik harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan itk akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan bebek potong, dipenuhi dengan itik jantan atau itik betina yang sudah afkir alias tidak produktif lagi. Itik jantang relatif lebih cepat pertumbuhan fisiknya. Itik jantan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg dalam waktu 2-3 bulan saja. (M. Taufan Agasta/Cahaya Nusantara, November 2007

Selengkapnya..